Journey to Ceto Temple merupakan
salah satu cerita indah masa kuliah bersama tiga orang teman Gizi
seperjuanganku. Entah kenapa setelah perjalanan menuju candi ceto membuat
jari-jariku tergelitik untuk menyentuh tuts2 laptop J . Mungkin banyak sekali
kenangan-kenangan seru, lucu, gila dan memilukan (memalukan) didalamnya.
Ehmm... sebelumnya perkenalkan
dulu ketiga teman yang mengajakku untuk melepas lelahnya menerima ceramah masa
kuliah semester 5 di PT tercinta Universitas Muhammadiyah Surakarta.
1. Novianti
Kusumaningrum (*novi)
2. Devani
Chintiabadi Caesaria (*Devani)
3. Fauzia
Kusnawati (*uzi/nana)
Dan saya sendiri
selaku tukang ketik
4. Ittaq
Amri Azalista (*ittaq)
Perjalanan di mulai dari kos ku,
kos Amanah tersayang (ga juga sih),, rencana berangkat dari kos jam 08.00 WIB.
Tapi entah kenapa Devani yang mengajak kami untuk berangkat jam 8, dia malah
belum berangkat, sehingga aku sama Novi menunggu di kos cukup lama. Sebelum
berangkat aku, Novi, Devani sarapan dulu di soto bakso Three in One. Finally,,
kami berangkat pukul 09.07 WIB. Mundur 1 jam 7 menit dari keberangkatan yang
telah dijanjikan sebelumnya. Yang jadi pertanyaan apakah kebiasaan seperti ini
akan tetap berlaku selamanya di Indonesia? Dan kalo udah kejadian molornya
waktu selalu ada kata-kata pembelaan seperti ini “ Biasa,, orang Indonesia”.
Duh.. kok bangga ya? Padahal kan kejadian seperti itu menandakan kalo orang
Indonesia itu tidak disiplin (ga disiplin kok bangga) , hehe...kadang aku juga sering seperti itu, tapi aku ga bangga.
Oke kembali ke Journey J. Perjalanan menuju
rumah uzi/nana ke Bejen, Karangannyar. Ternyata ga jauh dari kota. Dan ga
begitu jauh dari bayanganku sebelumnya. Soalnya aku pernah bayangin rumah
uzi/nana itu di kaki gunung, yang perlu banyak lewati jalan-jalan berliku nan
menanjak. Ternyata tidak sodara-sodara :D. Sesampai di rumah nana kamu disambut
dengan truk penuh dengan peti-peti telur dan bau khas telur (soalnya orang tua
nana juragan telur), dan ga cuma juragan telur doank sodara-sodara, ternyata
orang tua nana juga punya ternak shaun the sheep alias kambing alias embek, ga
Cuma itu dia juga punya sapi. Wow,, berasa di kebun binatang mini khusus rojo koyo J.
Naah.. kami mulai perjalanan, aku dibonceng Novi.. dan Devani dibonceng
Nana. Guyys ini penampakan dari mereka. Sayangnya aku sama Novi ga ada yang
mengambil gambar jadi cuma gambar mereka yang terpasang J . (foto devani dan nana)
Perjalanan 1. Nana bonceng Devani |
Perjalanan 2. Devani bonceng Nana |
Perjalanan kami disambut dengan gerimis, namun itu tak berlangsung
lama. Sesampai didaerah kaki gunung, kami mulai melewati belokan, tanjakan,
jalan terlalu menikung, jalan terlalu menanjak. Nah masalah mulai terjadi
disini, masalah kami ada 3..
1. Jalan terlalu menikung
2. Jalan
terlalu menanjak
3. Jalan menikung dan menanjak
Saat melewati jalan menikung,
sepeda kami tak mengalami hambatan yang berarti. Namun ketika melewati jalan
yang menanjak sepeda Novi mulai menunjukkan ketidakmampuan untuk mengangkut beban
2 orang, entah tidak kuat membawa beban atau sepeda motor Novi yang jarang
olahraga. Oke.. aku mengalah, aku turun dari sepeda Novi untuk mengurangi beban
yang dibawa sepeda motornya. Aku turun, aku jalan kaki,, ternyata Novi
meninggalkanku jauh sekali, aku sendirian, aku menapakkan kaki ditanjakkan
jalan beraspal, hingga aku menapakkan kaki di jalan aspal datar, dan kulihat
Novi masih jauh dari pandangan. Akhirnya, aku bisa dibonceng Novi kembali
yeeayy legaa J...
Novi mulai mengendarai sepeda motornya |
Novi mulai meninggalkanku jauh |
Novi Mulai hilang dari pandangan |
Jalan datar kami lewati, jalan sedikit menurun kami telusuri, jalan sedikit
menanjak kami daki (lhoo ),, dan kami berjumpa dengan jalan belokan tajam dan
terjal, dan masalah untuk kami datang lagi, sepeda Novi tak kuasa membawa beban
dua orang cungkring ( cungkring, iya bener kami duo cungkring). Then aku turun
dari tempat duduk ternyaman selama perjalanan, aku juga kasihan pada pantat
menjadi lebih datar karena lama duduk diatas jok. Jalan kaki mendaki jalan
menanjak ku lalui lagi, kejadian ini selama perjalanan tidak cuma dua kali
gaayss.. Tapi berulang kali gaays.. L
. fiuhh,,,
Finally kita
hampir nyampe,, tinggal 500 m jarak kami ke candi, devani dan nana udah duluan
nyampe karena mereka tak ada masalah dengan kendaraan mereka. Oke 500m tidak
lah jauh jika di tempuh dengan sepeda motor. Namun jarak 500m itu menjadi jauh
saat motor Novi ga mau diajak jalan bertiga,, oh My God.. OMG, Ya Allah,
Subhanallah,, perjalanan ke candi Ceto kali ini dibutuhkan banyak sekali
perjuangan. Jalannya menanjak sekali banget,, hingga ada seorang bapak yang sukarela
menjemputku untuk diantar ke tempat tujuan wisata kami. (thank’s bapak paruh
baya,,, semoga amal perbuatanmu diterima disisi Tuhanmu).
Dan Novi..apa yang
terjadi pada Novi dan sepedanya?? Di tertinggal jauh dibelakang, hingga yang
terlihat cuma titik kecil warna kuning, itu adalah cahaya dari lampu sepeda
Novi, dan ternyata ada bau benda terbakar dari sepeda Novi. Yaahh,,, apa yang
terbakar? Apa yang dibawa Novi? Ayam? Bukan...bukan ayam. (emang kita bikin
ayam bakar). Ternyata sodara-sodara, bau hangus itu bersumber dari karet rem
yang terbakar (itu kata bapak paruh baya tadi, bener ga nya aku kurang tau :D
). Dengan perjuangan yang penuh semangat 94 untuk Novi, akhirnya dia sampai ke
parkiran juga... horee,,, selamat Novi, perjuanganmu akan kita kenang. Kita ga
jadi kedinginan di sana, kita penuh peluh perjuangan, tiap tetes keringat kita
mengandung kenangan dan arti. :D
Setelah itu kami masuk candi dengan wajib memakai kain kotak2
dipinggang kami yang telah disediakan disana. Dan ini adalah foto-foto kenangan
kami selama di candi Ceto. Gila, memalukan, seru, dan penuh kenangan. J
Berikut adalah beberapa kenangan selama di candi
can we always together forever? |
duo kuning uno pink |
sebelum pulang eksis dulu.. tapi kenapa kalian membelakangi? sorry :) |